
Pembangkit Listrik
Tenaga Panas Bumi adalah pembangkit listrik yang menggunakan panas bumi sebagai
sumber energinya. Listrik dari tenaga panas bumi saat ini digunakan di 24 negara,
sementara pemanasan memanfaatkan panas bumi digunakan di 70 negara. Perkiraan
potensi listrik yang bisa dihasilkan oleh tenaga panas bumi berkisar antara 35
s.d. 2.000 GW. Kapasitas di seluruh dunia saat ini adalah 10.715
megawatt (MW), dengan kapasitas terbesar di Amerika Serikat sebesar
3.086 MW, diikuti oleh Filipina dan Indonesia.
India sudah mengumumkan rencana untuk mengembangkan pembangkit listrik tenaga
panas bumi pertamanya di Chhattisgarh.
Tenaga panas
bumi dianggap sebagai sumber energi terbarukan karena ekstraksi
panasnya jauh lebih kecil dibandingkan dengan muatan panas bumi. Emisi
karbondioksida pembangkit listrik tenaga panas bumi saat ini kurang lebih
122 kg CO2 per megawatt-jam
(MW·h) listrik, kira-kira seperdelapan dari emisi pembangkit listrik tenaga
batubara.
Indonesia
kaya akan sumber panas yang melimpah karena banyaknya gunung berapi di Indonesia . Dari
pulau-pulau besar yang ada, hanya pulau Kalimantan saja
yang tidak memiliki potensi untuk panas bumi.
Untuk
membangkitkan listrik dengan panas Bumi dilakukan dengan mengebor tanah di daerah yang
memiliki potensi panas Bumi untuk membuat lubang gas panas yang akan
dimanfaatkan untuk memanaskan ketel uap (boiler)
sehingga uapnya bisa menggerakkan turbin uap yang
tersambung ke generator. Untuk panas bumi yang mempunyai tekanantinggi,
dapat langsung memutar turbin generator, setelah uap yang keluar dibersihkan
terlebih dahulu.
Eksplorasi
dan eksploitasi panas bumi untuk pembangkit energi listrik tergolong minim.
Untuk menghasilkan energi listrik, pembangkit listrik tenaga panas bumi hanya
membutuhkan area seluas antara 0,4 - 3 hektare. Sedangkan pembangkit listrik tenaga uap lainnya
membutuhkan area sekitar 7,7 hektare. Hal ini menjawab kecemasan
masyarakat mengenai dampak lingkungan eksploitasi panas bumi, terutama isu
penebangan hutan di daerah yang memiliki potensi panas bumi.
Komentar